Kain Tenun Sumba Ditetapkan Jadi Warisan Dunia, Mendunia Lewat Pola dan Filosofi

Indonesia kembali menorehkan prestasi membanggakan di mata dunia. Organisasi UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) mengumumkan penetapan Kain Tenun Sumba sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia.
Pengakuan ini datang sebagai apresiasi terhadap nilai sejarah, kekayaan teknik, dan filosofi mendalam yang terkandung dalam setiap helai kain yang ditenun secara tradisional oleh masyarakat Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kisah yang Terukir dalam Benang
Yang membuat Tenun Sumba unik adalah proses pembuatannya yang sangat panjang dan rumit, sering kali memakan waktu berbulan-bulan, bahkan hingga satu tahun penuh. Teknik pewarnaannya masih menggunakan bahan-bahan alami dari alam seperti akar mengkudu untuk warna merah dan lumpur untuk warna hitam sebuah proses yang disebut ikat dan celup.
Selain teknik, nilai filosofi yang terkandung dalam setiap motif sangatlah mendalam dan mudah dipahami kaum awam :
-
Motif Kuda : Melambangkan kekayaan, keberanian, dan status sosial yang tinggi, sebab kuda adalah harta paling berharga di Sumba.
-
Motif Buaya : Melambangkan kekuatan dan kekuasaan tertinggi.
-
Motif Manusia (Patung) : Melambangkan nenek moyang atau arwah leluhur yang dihormati (Marapu), berfungsi sebagai pelindung keluarga.
Dorongan untuk Pariwisata dan Ekonomi
Penetapan oleh UNESCO ini diharapkan dapat memberikan dampak ganda. Secara budaya, hal ini menjamin perlindungan dan keberlanjutan tradisi menenun oleh generasi muda Sumba. Secara ekonomi, pengakuan global ini diprediksi akan meningkatkan pariwisata ke Sumba dan mendorong permintaan Tenun Sumba di pasar internasional.
Pemerintah daerah dan komunitas penenun kini bekerja sama untuk memastikan bahwa proses produksi tetap mempertahankan keaslian tradisi, sambil memenuhi standar kualitas internasional. Tenun Sumba kini resmi mendunia, membawa kekayaan filosofi dan tradisi Nusantara ke panggung internasional.